Mengenal apa itu Balon Internet Google
Balon internet Google atau yang dikenal sebagai proyek Loon,
kabarnya akan mengangkasa di langit Indonesia. Dengan balon ini, daerah-daerah
terpencil akan dapat menikmati akses internet. Walaupun di daerah tersebut belum
tersedia BTS atau belum ada kabel serat optik.
Project Loon dikembangkan sejak 2011 oleh ilmuwan dari
Google X. Lalu baru diuji coba pada juni 2013 di langit Selandia Baru. Google
juga sempat mengujicoba di beberapa negara di antaranya Brasil mei 2014 dan
Australia desember 2014.
Balon Loon di terbangkan dengan membawa perangkat yang dapat
memancarkan koneksi internet 4G LTE dengan jangkauan 40km dari tempat balon
tersebut berada. Dengan kata lain Loon merupakan BTS yang berada di angkasa.
Google akan menerbangan Loon pada ketinggian 20km di atas
permukaan bummi atau di lapisan stratosfer agar tidak mengganggu penerbangan
pesawat. Lapisan stratosfer memiliki angin bertingkat setiap lapisnya memiliki
variasi kecepatan dan arah.
Balon Loon menggunkan software khusus untuk menentukan
posisi balon dan kemana harus bergerak. Karena pergerakannya mengikuti angin,
Loon dapat mudah diatur untuk membentuk satu jaringan komunikasi besar.
Baloon Loon di buat dengan menggunakan material khusus,
karena udara di lapisan stratosfeer memiliki suhu udara yang akan naik seiring
dengan bertambahnya ketinggian, srta proteksi radiasi sinar UV yang rendah.
Layaknya balon udara pada umumnya , terdapat bagian yang
dapat ditiup dan menyimpan udara, Google menyebutnya dengan nama Ballon
Envelope. Bagian ini dibuat oleh Raven Aerostart memakai bahan lembaran plastik
polyetthylene dengan ketebalan 0.076mm. ketika diisi helium, mampu mengembang
dengan lebar 15 meter dan tinggi 12 meter.
Bagian ini dilengkapi dengan sistem pompa udara yang
dikustominasi dan diberi julukan Croce. Alat ini mampu memompa agar membuat
balon terus mengembang. Di bagian bawah balon terdapat kotak kecil dengan berat
10kg, didalam kotak tersebut berisi papan sirkuit untuk mengontrol sistem
antena radio serta Ubiquiti Network ‘Rocket M2’ untuk berkomunikasi dengan
balon lain dan BTS di permukaan bumi. Terdapat juga solar panel yang berfungsi
untuk menyimpan daya, agar balon dapat beroperasi pada malam hari. Solar panel
ini dapat menyimpan daya 100 Watt pada siang terik matahari.
Dengan semua kecanggihan tersebut, balon Loon dapat terbang
hingga jarak 500rb km dan mampu bertahan selama 100 hari. Ketika balon Loon
akan kembali ke bumi, gas dilepaskan dari sampul agar Loon dapat turun dalam
posisi yang dapat dikendalikan dengan bantuan parasut yang di sematkan. Jika
Loon sudah kembali kebumi atau terbang keluar jalur, maka Loon lainnya akan
bergerak menggantikan posisi balon yang turun tersebut. Hal ini dilakukan
dengan mekanisme yang sangat rumit, yang telah berhasil dikembangkan oleh
Google.